Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Masa Abbasiyah (750-1258 M) Part 3

Abu Hanifah

Pembahasan Soal 11 :
Faktor yang ikut mempengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan masa Daulah Abbasiyah adalah....

Jawaban :
Ada beberapa faktor utama yang turut mempengaruhi kemajuan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah (750-1258 M):
  • Sikap terbuka terhadap ilmu pengetahuan: Pemerintah Daulah Abbasiyah memiliki sikap yang sangat terbuka terhadap ilmu pengetahuan dari berbagai penjuru dunia. Khalifah-khalifah Abbasiyah mendukung penuh kegiatan penerjemahan dan penyebaran ilmu pengetahuan. Mereka mendirikan lembaga-lembaga riset dan pendidikan, seperti Baitul Hikmah, yang menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Asimilasi budaya: Daulah Abbasiyah merupakan sebuah negara multikultural yang mengakomodasi berbagai budaya dan tradisi dari berbagai bangsa. Hal ini mendorong terjadinya asimilasi budaya, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Para ilmuwan Muslim menyerap dan mengadopsi pengetahuan dari Yunani, Persia, India, dan Tiongkok, sehingga memperkaya khazanah ilmu pengetahuan Islam.
  • Kemajuan ekonomi: Daulah Abbasiyah mengalami kemajuan ekonomi yang pesat, sehingga memungkinkan masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan melakukan penelitian. Perdagangan yang ramai dan kemakmuran ekonomi mendorong penerjemahan dan penyebaran karya-karya ilmiah dari berbagai penjuru dunia.
  • Kebijakan pemerintah: Pemerintah Daulah Abbasiyah memberikan dukungan dan fasilitas bagi para ilmuwan dan penerjemah. Mereka menyediakan dana, tempat penelitian, dan perpustakaan yang luas untuk mendukung kegiatan ilmiah. Khalifah-khalifah Abbasiyah juga mengangkat para ilmuwan dan cendekiawan sebagai pejabat tinggi kerajaan, sehingga mereka memiliki kedudukan yang terhormat dan dihormati.
  • Banyaknya tokoh ilmuwan dan penerjemah: Daulah Abbasiyah memiliki banyak sekali tokoh ilmuwan dan penerjemah yang ahli di berbagai bidang, seperti matematika, astronomi, kedokteran, filsafat, dan geografi. Para ilmuwan ini memberikan kontribusi yang besar dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berkat faktor-faktor tersebut, Daulah Abbasiyah mencapai masa keemasannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ini tidak hanya berpengaruh di dunia Islam, tetapi juga di dunia Barat. Ilmuwan-ilmuwan Muslim memperkenalkan ide-ide baru dan konsep-konsep yang kemudian dikembangkan oleh para ilmuwan Eropa pada masa Renaisans.

Pembahasan Soal 12 :
Ilmu pengetahuan pada masa Daulat Bani Abbasiyah berkembang dengan pesat karena beberapa faktor. Di bawah ini adalah sebagian faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan saat itu, kecuall...

Jawaban :
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulat Bani Abbasiyah adalah sebagai berikut:Perhatian pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Para khalifah Bani Abbasiyah, terutama Al-Ma'mun, sangat memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka mendirikan perpustakaan besar, Baitul Hikmah, dan mendanai penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab.

Pengaruh ilmu pengetahuan Yunani dan Persia. Pada masa Daulat Bani Abbasiyah, para ilmuwan Muslim melakukan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Yunani dan Persia. Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan Yunani dan Persia dapat dipelajari oleh umat Islam.
Kemajuan peradaban Islam. Pada masa Daulat Bani Abbasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan pesat. Hal ini menyebabkan munculnya banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut adalah kedatangan bangsa Mongol. Kedatangan bangsa Mongol pada abad ke-13 justru menyebabkan kemunduran peradaban Islam, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan.

Jadi, jawaban yang tepat adalah kedatangan bangsa Mongol.

Pembahasan Soal 13 :
Daulat Abbasiyah mengalami puncak kejayaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, yang ditandai dengan usaha keras penerjemahan buku-buku asing dan pembuatan perpustakaan besar saat dipimpin oleh....

Jawaban :
Daulat Abbasiyah mengalami puncak kejayaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun (813-833 M). Pada masa pemerintahannya, Al-Ma'mun mendirikan Baitul Hikmah, sebuah perpustakaan besar yang menampung berbagai macam buku dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pengetahuan dari Yunani dan Persia. Selain itu, Al-Ma'mun juga mendanai penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab. Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan Yunani dan Persia dapat dipelajari oleh umat Islam.

Berikut adalah beberapa pencapaian Al-Ma'mun dalam bidang ilmu pengetahuan:
  • Mendirikan Baitul Hikmah
  • Mendanai penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab
  • Mengundang para ilmuwan dari berbagai penjuru dunia untuk tinggal di Baghdad
  • Membangun observatorium di Baghdad
  • Mensponsori penelitian dalam bidang matematika, astronomi, kimia, dan kedokteran
Berkat usaha keras Al-Ma'mun, Daulat Abbasiyah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia pada masa itu. Banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, seperti Al-Khwarizmi, Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina.

Jadi, jawaban yang tepat adalah Al-Ma'mun.

Pembahasan Soal 14 :
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya berdampak pada kemajuan peradaban pada masa Abbasiyah. Kemajuan peradaban pada masa Daulah Abbasiyah itu pun tampak dengan adanya kota yang menjadi pusat peradaban Islam, yaitu ... .

Jawaban :
Jawaban yang tepat adalah Baghdad. Baghdad merupakan ibu kota Daulah Abbasiyah yang dibangun pada tahun 762 M oleh Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur. Sejak awal berdirinya, Baghdad sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
  • Perhatian pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Para khalifah Abbasiyah, terutama Al-Ma'mun, sangat memperhatikan kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka mendirikan perpustakaan besar, Baitul Hikmah, dan mendanai penerjemahan buku-buku asing ke dalam bahasa Arab.
  • Pengaruh ilmu pengetahuan Yunani dan Persia. Pada masa Daulah Abbasiyah, para ilmuwan Muslim melakukan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Yunani dan Persia. Hal ini menyebabkan ilmu pengetahuan Yunani dan Persia dapat dipelajari oleh umat Islam.
  • Kemajuan peradaban Islam. Pada masa Daulah Abbasiyah, peradaban Islam mengalami kemajuan pesat. Hal ini menyebabkan munculnya banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Baghdad menjadi pusat peradaban Islam dalam berbagai bidang, antara lain:
  • Ilmu pengetahuan. Baghdad menjadi pusat penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dari bahasa Yunani dan Persia. Banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan, seperti Al-Khwarizmi, Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina.
  • Kedokteran. Baghdad menjadi pusat pengembangan ilmu kedokteran. Banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu kedokteran, seperti Ibnu Sina, Al-Razi, dan Ibnu Rusyd.
  • Matematika. Baghdad menjadi pusat pengembangan ilmu matematika. Banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu matematika, seperti Al-Khwarizmi, Al-Kindi, dan Al-Farabi.
  • Astronomi. Baghdad menjadi pusat pengembangan ilmu astronomi. Banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu astronomi, seperti Al-Battani, Al-Biruni, dan Ibnu Sina.
  • Sastra. Baghdad menjadi pusat pengembangan ilmu sastra. Banyak penyair dan sastrawan Muslim yang berkontribusi dalam pengembangan ilmu sastra, seperti Abu Nuwas, Al-Mutanabbi, dan Al-Ma'arri.
Jadi, jawaban yang tepat adalah Baghdad.

Pembahasan Soal 15 :
Pada masa Dinasti Bani Abbasiyah berkuasa, para ulama fiqih mulai memperkenalkan prosedur tata cara mengetahui hukum Islam. Salah satunya adalah metode berpikir qiyas yang dikembangkan oleh...

Jawaban :
Metode berpikir qiyas dikembangkan oleh Imam Abu Hanifah atau Imam Hanafi (699-767 M). Qiyas adalah metode ijtihad yang digunakan untuk menetapkan hukum Islam berdasarkan analogi. Qiyas dilakukan dengan cara membandingkan kasus yang belum ada hukumnya dengan kasus yang sudah ada hukumnya. Jika kedua kasus tersebut memiliki persamaan, maka hukum yang berlaku pada kasus yang sudah ada juga berlaku pada kasus yang belum ada.

Metode qiyas diperkenalkan oleh Imam Abu Hanifah untuk menjawab berbagai permasalahan hukum yang muncul pada masa itu. Metode ini dianggap sebagai salah satu metode ijtihad yang paling penting dalam hukum Islam.

Selain Imam Abu Hanifah, metode qiyas juga dikembangkan oleh ulama-ulama fiqih lainnya, seperti Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Hanbali. Namun, masing-masing ulama memiliki perbedaan dalam penerapan metode qiyas.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak